Bersyukur itu mungkin susah apabila kita sedang merasa kesusahan, namun bersyukur itu sebenarnya indah apabila kita selalu melihat ke bawah bukan ke atas dalam arti kata lebih melihat ke arah kesenangan orang lain. Terkadang aku pun merasa Tuhan tak adil padaku, dengan kehidupanku yang seperti ini harus tercerai berai dengan orang-orang yang aku sayangi. Kehidupan yang aku jalani amatlah sulit menurutku. Namun dibalik itu dengan berjalannya waktu aku mulai merasakan Tuhan memberi hikmah pada apa yang selama ini aku alami. Iri tiap kali melihat kehidupan keluarga orang lain yang penuh tawa, itu pasti! namun apabila kita sering melihat ke arah sana, apakah bisa kita maju dan mencapai hal itu? yang ada mungkin kita akan selalu terpuruk dan tersugesti bahwa Tuhan bertindak tak adil.
Perlu penyesuaian dan perlu belajar untuk kita dapat menghadapi kesulitan yang Tuhan beri. Bukannya Tuhan tak sayang pada kita memberi kesulitan dalam hidup, justru Tuhan sayang dengan menunjukkan kalau kita mampu bertahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sempat aku menyerah dengan keadaan yang serba salah. Sempat aku pun menyakiti diri sendiri karena pesimis. Namun Tuhan baik, Dia menunjukkan kepadaku inilah hidup yang harus aku perjuangkan. Dalam keadaan lemah, Tuhan bukakan penglihatanku untuk lebih bersyukur karena bukan hanya aku yang memiliki kesulitan dalam menghadapi hidup ini. Tuhan tunjukkan orang-orang yang akhirnya ada disekelilingku dengan kadar kesulitan ataupun cobaannya masing-masing. Masihkah aku terpuruk dan menyalahkan Tuhan atas kesulitanku??
Dalam keadaan yang terpuruk, aku harus menyelesaikan tugas akhir kuliahku. Semester akhir aku harus mengalami masa-masa sulit sehingga hampir saja aku menyerah dan berminat untuk mengakhiri semuanya, dalam arti aku sudah tak mau menyelesaikan tugas akhirku. Biarlah aku tak jadi lulus pada tahun itu, aku menyerah! Namun di saat itu bersyukur aku punya sahabat-sahabat baik yang terus mendorong aku agar terus maju, dan tugas kuliah pun mengiring aku pada kehidupan seorang wanita yang memiliki kadar kesulitan yang masalah aku pun tak seberapa apabila dibandingkan dengan kesulitan orang itu.
Laki-laki, itu masalahku! Dan wanita itu pun memiliki masalah dengan yang namanya kaum Adam sampai ia menjadi penghuni Rumah Sakit Jiwa untuk beberapa saat. Masihkah aku mengeluh melihat keadaan wanita yang lebih terpuruk dari aku??? Wanita yang sampai di pasung di sel salah satu bangsal di Rumah Sakit Jiwa dengan mata berkaca-kaca tanpa berkedip menatapku dan berkata, "Tolong Aku!" Masihkah aku harus mengeluh atas kehidupanku???
No comments:
Post a Comment